1.
·
Tidak memiliki sifat mengeram
· Produksi telur yang tinggi yaitu
200 butir/ekor/tahun, bahkan bisa mencapai 250 – 280 butir/ekor/tahun.
Ayam ras petelur akan
pertama bertelur kira-kira pada saat berumur 5 bulan dan akan terus bertelur
sampai umurnya mencapai 10-12 tahun. Pada umumnya, produksi telur terbaik
terjadi pada tahun pertama.
Tipe Ayam Petelur:
a. Ayam Ras Petelur Tipe Ringan
Ayam ras petelur tipe
ringan atau ayam ras petelur putih adalah ayam ras petelur yang khusus
dibudidayakan sebagai penghasil telur saja sehingga produksi daging sedikit dan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· badan ramping, kurus mungil
· bulunya berwarna putih bersih
· berjengger merah
· mampu bertelur lebih dari 260
butir per tahun
· relatif sensitif terhadap cuaca
panas dan keributan
· mudah kaget yang berdampak pada
penurunan produksi
· Adapun contoh bangsa yang
termasuk ayam ras petelur tipe ringan adalah leghorn.
b.
Ayam Ras Petelur Tipe Medium
Ayam ras petelur tipe
medium disebut juga sebagai ayam ras tipe dwiguna dan ayam ras petelur
coklat. Disebut sebagai ayam ras tipe dwiguna karena mampu menghasilkan
telur dan daging yang relatif cukup banyak. Dikatakan sebagai ayam ras
petelur coklat karena memiliki bulu dan telur yang berwarna coklat.
Adapun ciri-ciri lain
dari ayam ras petelur tipe medium adalah :
· memiliki ukuran dan bobot badan
berada di antara ayam petelur tipe ringan dan ayam ras pedaging.
· ukuran telur yang dihasilkan
besar.
· dalam satu kelompok ayam, ada
yang bersifat suka mengeram.
· bersifat relatif tenang.
· Contoh strain ayam ras petelur
tipe medium adalah hysex brown dan isa brown.
Demikian
penjelasan mengenai jenis-jenis dari ras ayam petelur yang telah di jelaskan
diatas. Sekarang kita minimal sudah bisa membedakan ciri-ciri dari ras ayam
petelur tersebut.
2. Ayam Kampung Petelur
Ayam kampung
merupakan salah satu varietas dari ayam buras yang paling dikenal oleh
masyarakat luas. Pengertian ayam buras meliputi seluruh ayam bukan ras atau
selain ayam negeri pedaging dan petelur. Dengan demikian, yang tergolong ke
dalam jenis ayam buras adalah jenis-jenis ayam kampung, ayam kedu, ayam
nunukan, dan ayam pelung. Ayam kampung, ayam kedu, dan ayam nunukan memiliki
kemampuan bertelur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung lainnya. Oleh
karena itu, jenis ayam tersebut baik digunakan sebagai ayam petelur.
Ayam kampung
Ayam kampung memiliki
ciri-ciri:
- Warna bulu bervariasi, ada yang
putih, kuning kemerahan, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut
- Bentuk tubuhnya lebih kecil
dibandingkan dengan ayam petelur ras dan penampilannya terlihat lebih lincah
- Produksi telur mencapai
115/ekor/tahun dengan bobot telur 43,6 gram/butir
Ayam Kedu
Ayam kedu banyak
dijumpai di daerah Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Ayam kedu merupakan
persilangan dari ayam dorking yang dibawa Raffles dengan ayam buras daerah
Dieng. Berdasarkan warna bulunya ayam kedu dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu ayam kedu hitam, kedu putih, dan kedu campuran (misalnya warna
bulu blorok lurik). Dari ketiga ayam kedu tersebut, yang paling disukai adalah
ayam kedu hitam. Ayam kedu petelur yang baik mempunyai ciri-ciri fisik sebagai
berikut:
- Jenggernya bergerigi 6-9 buah dan
jika besar biasanya letaknya terkulai ke samping. Sementara, bentuk kepalanya
panjang dan rata
- Panjang lehernya sedang, berbulu
banyak, dan tebal
- Dadanya tidak lebar, punggungnya
rata atau agak miring ke arah ekor, sayapnya tertutup kuat, letak sayapnya
rata, serta memiliki perut yang besar, lebar dan dalam
- Pada usia dewasa, beratnya
mencapai 1,4-1,6 kg. Mulai bertelur pada usia sekitar 134 hari
Aya Ayam nunukan
Kekhasan ayam nunukan
terutama terlihat pada ayam jantannya. Ayam nunukan jantan berpenampakan besar,
tegap, namun terlihat kurang gagah karena bulu sayap dan ekornya tidak tumbuh
sempurna. Bulu ekornya pendek sehingga tampak seperti dipotong.
Bulu sayap dan ekor
ayam nunukan betina tumbuh sempurna. Warna bulunya kuning agak keclokatan atau
kombinasi dari warna-warna tersebut. Warna kulit dan paruh umumnya kuning.
Sosok lebih kecil dari yang jantan. Pada umur dewasa, ayam nunukan betina beratnya
mencapai 1,9 kg. Dan yang memiliki daya bertelur tinggi biasanya adalah yang
berekor panjang.
3. Itik Petelur
Itik petelur adalah
itik yang diternakkan dengan tujuan utama menghasilkan telur. Saat ini sudah
begitu banyak jenis itik petelur dengan produktivitas cukup tinggi. Berikut
adalah jenis itik petelur yang dikembangkan di Indonesia.
a. Itik Cirebon (Rambon)
Jenis itik Rambon banyak terdapat di Jawa Barat,
terutama di daerah Cirebon. Ciri-ciri itik rambon:
- memiliki bentuk tubuh langsing,
tingginya 45-50 cm dan langkahnya tegap
- jika dilihat dari arah kepala,
leher, punggung, dan terus ke belakang, bentuk tubuhnya menyerupai botol dengan
kepala kecil
- mata terang dan lehernya kecil
bulat
- memiliki postur tubuh mirip itik
tegal. Itik rambon memiliki ciri khusus yaitu pada umur 4-6 bulan memiliki bulu
sayap berwarna putih
- itik rambon jantan memiliki bobot
rata-rata 1,4 kg, sedangkan yang betina 1,2 kg
- bulu itik rambon kebanyakan
berwarna merah tua atau coklat, ada juga yang berwarna putih, bosokan, dan
jarakan.
- Itik rambon mencapai dewasa
kelamin pada umur 140 hari, mulai bertelur pada umur 154 hari (22 minggu)
dengan masa produktif selama 10 bulan
- Produksi telur itik rambon
mencapai 256-260 butir/ekor/tahun
- Bobot telur mencapai 65-70
gram/butir
b. Itik Mojosari
Itik Mojosari merupakan itik petelur unggul. Apabila
itik Mojosari digembalakan di area sawah yang subur, itik ini mampu menghasilkan
telur 200 butir/ekor/tahun. Bila dipelihara dengan intensif, produksi telurnya
bisa meningkat rata-rata 265 butir/ekor/tahun. Warna bulu itik jantan dan
betina jenis ini tidak berbeda. Tetapi diantara jenis kelamin ini adalah 1-2
ekor yang melengkung ke atas pada itik jantan. Bobot badan dewasa itik mojosari
mencapai 1,7 kg dan bobot telur mencapai 65-69 gram.
c. Itik Alabio
Itik Alabio disebut juga itik Banar, itik ini banyak
dikembangkan di Kalimantan Selatan, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utaran
dinamakan itik Alabio karena itik yang berasal dari Amuntai – Kalimantan
Selatan ini banyak dipasarkan di Kecamatan Alabio. Itik jenis ini merupakan hasil
persilangan asli Kalimantan dan itik peking. Alabio merupakan nama salah satu
kota di kabupaten Hulu Sungai, Kalimantan Selatan.
Ciri-ciri itik alabio adalah sebagai berikut:
1.) Bentuk
kepala itik kecil dan membesar ke bagian bawah.
2.) Warna paruh
dan kakinya kuning.
3.) Bentuk
badan segitiga dan membesar ke bawah.
4.) Warna
bulu betinanya kuning-keabuan dan cenderung blorok (brontok). Warna bulu
jantannya abu-abu kehitaman.
5.) Mulai
produktif bertelur setelah berumur 6 bulan
6.) Jika
dipelihara secara intensif mampu berproduksi mencapai 250 butir/ekor/tahun
7.) Bobot
telurnya berkisar 65-70 gram/butir
d. Itik Tegal
Itik tegal berasal dari daerah Tegal, Jawa Tengah.
Ciri-ciri itik tegal:
- Itik Tegal mempunyai ciri khas
yaitu bentuk badan tegak lurus (tidak horizontal). Pada saat berjalan dan jika
dilihat dari arah kepala leher, punggung sampai ke belakang bentuknya
menyerupai botol.
- Warna bulu itik Tegal cukup
bervariasi tetapi warna yang paling banyak dijumpai adalah kecoklat-coklatan
atau total-total kecoklatan.
- Bobot rata-rata 1,5 kg/ekor
- Produktivitas telur mencapai
230-250 butir/ekor/tahun
- Bobot telur mencapai 70 gram
e. Itik Bali
Itik Bali disebut juga itik penguin karena bentuk
tubuhnya yang hampir tegak berdiri seperti penguin. Memiliki ciri khas jambul
pada bagian kepalanya yang kecil, itik ini dapat pula dimanfaatkan sebagai
unggas hias selain sebagai itik petelur.
Ciri-ciri itik bali adalah sebagai berikut:
1.) Itik ini
biasanya mempunyai gombak atau jambul diatas kepalanya.
2.) Warna
bulunya biasanya putih atau belang putih.
3.) Bentuk
badan sama dengan itik tegal (itik jawa), namun lebih langsing dan lebih tegak.
4.) Daya
bertelurnya berkisar antara 150 butir sampai 220 butir per itik per tahun.
5.) Ukuran
telur itik bali tergolong kecil, beratnya sekitar 59 gram per butir.
f. Itik Magelang
Itik Magelang mempunyai kemampuan produksi telur
hingga 200-230 butir/ekor/tahun. Mempunyai badan yang cukup besar dan ciri khas
yang paling utama adalah di lehernya terdapat warna putih melingkar seperti
kalung sehingga disebut juga itik kalung.
g. Itik Khaki Campbell
Bentuk spesifik itik Khaki Campbell:
(1) Bulu berwarna
coklat abu-abu muda pada itik betina, pada itik jantan berwarna khaki coklat
tua. Bulu pada kepala, leher dan punggung berwarna kehitam-hitaman berkilau
(2) Kaki tegap,
berwarna hitam pekat
(3) Profil tubuh:
bulat memanjang dan horizontal pada itik betina, pada itik jantan profil
langsing, bulat dan horizontal
(4) Leher agak gemuk
dan pendek pada itik betina, pada iti jantan agak besar, gemuk relatif pendek
(5) Paruh panjang
lurus berwarna hitam, pada yang jantan bentuknya melebar
(6) Tanda khusus
yaitu warna kulit telur putih
(7) Berat badan
dewasa untuk betina 1,8 kg dan jantan 2 kg.
4. Puyuh Petelur
Tahukah Anda jenis
puyuh apa yang biasa dikembangkan di Indonesia?
Ada banyak jenis
puyuh. Namun, tidak semuanya populer, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Yang
paling banyak diternakkan adalah Coturnix c. japonica. Peternakan
jenis puyuh tersebut lebih banyak atau mudah dijumpai di daerah Jawa Timur,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yokyakarta, dan Sumatra. Di daerah lain ada, tetapi
jumlahnya memang masih sedikit jika dibandingkan dengan daerah-daerah tersebut.
Coturnic c.japonica
Coturnix c.japonica memiliki
produktivitas telur cukup tinggi, yaitu mencapai 250-300 butir/ekor/tahun.
Ciri-ciri puyuh Coturnix c.japonica sebagai berikut:
- Kepala, punggung, dan sayap
berwarna coklat tua dengan garis coklat muda berkombinasi totol-totol hitam.
- Warna bulu dadanya kombinasi
totol-totol yang lebih jelas, bagian perutnya berwarna coklat muda cerah.
- Puyuh betina memiliki bulu warna
coklat yang lebih terang dengan warna coklat muda bergradasi putih kebawah,
bagian lehernya berwarna putih yang lebar. Ukuran tubuh betina lebih besar
dibanding puyuh jantan.
Malon (Manuk Londo)
Puyuh jenis ini
disebut malon karena memiliki tubuh lebih besar sedikit dibandingkan dengan
puyuh asal jepang (Coturnix c.japonica). Malon merupakan
persilangan strain Coturnix c.coturnix asal Perancis dengan
puyuh lokal. Puyuh hasil persilangan tersebut mulai berproduksi (bertelur) pada
umur 45 hari dengan masa produksi sampai dengan umur 13 bulan, dan kemampuan
produksi 240-250 butir/ekor/tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar